jaringberita.com -Lalu lintas di sekitar
Pelabuhan Tanjung Priok macet total akibat lonjakan truk peti kemas yang keluar dan masuk untuk bongkar muat. Pihak kepolisian dari Polres
Pelabuhan Tanjung Priok dan Ditlantas Polda Metro Jaya berupaya keras untuk mengurai kemacetan tersebut.
Kapolres Pelabuhan Tanjung PriokAKBP Martuasah Tobing mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Pelindo serta KSOP Pelabuhan Tanjung Priok untuk mencari solusi atas hal tersebut. Dari hasil pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan yakni pembukaan gratis gate pass pelabuhan untuk mengurai kendaraan arah Cilincing-Kalibaru.
"Lalu penambahan personel security di setiap line gate in, di mana total ada 5 gate untuk membantu percepatan kendaraan melakukan proses bongkar muat," kata Martuasah dalam keterangannya, Kamis (17/4/2025).
Lebih lanjut, Martuasah membeberkan upaya lainnnya yang dilakukan adalah penambahan personel personel operator alat berat bongkar muat. Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan Satlantas Polres Metro Jakarta Utara untuk melakukan pengaturan dan rekayasa lalu lintas.
Martuasah menerangkan telah dilakukan pemanggilan terhadap pihak manajemen NPCT1 dan MTI Pelindo. Hasilnya, disepakati 7 Gate Common Area PT. MTI dibuka semua dan berlaku one way.
Kemudian dikerahkan 26 unit alat berat (RTG) NPCT-1 difungsikan semua untuk mempercepat bongkar muat. NPCT1 juga telah membuka 5 pintu terminal area dan memberlakukan rekayasa contra flow di SAR.
Rak hanya dalam urusan mengurai kemacetan, seluruh personel Polres Pelabuhan Tanjung Priok juga dikerahkan untuk turun di sepanjang jalan. Hal itu untuk menekan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Pihaknya juga membagikan makanan dan minuman kepada para sopir dan kernet truk trailer yang kelelahan.
"Kondisi ini tentunya membuat sopir truk lelah dan lapar. Oleh sebab itu kami juga lakukan upaya-upaya agar mereka tetap standby di kendaraannya, tetapi kami suplai makanan serta minuman. Kami meminimalisir mereka meninggalkan kendaraan untuk mencari makan dan minum, karena khawatir saat arus jalan mereka tidak di truknya, terjadi perlambatan," ucap Martuasah.
Penulis
: Yudha Marhaena S